Rabu, 20 Oktober 2010

BUDIDAYA KETIMUN CEPAT UNTUNG



Persiapan
  1. Tanah yang telah diolah dicampur dengan pupuk kandang atau kompos sebanyak 100-200 kg/ha.
  2. Setelah itu, dibuatkan bedengan dengan lebar 100 cm dan saluran air selebar 20-30 cm. Panjang bedengan tergantung keadaan musim. Jika musim hujan, bedengan dibuat lebih tinggi agar drainase dan aerasi baik, yaitu 30-40 cm. Sedangkan jika musim kemarau, bedengan hanya berukuran 20-25 cm. Syarat tumbuh dan budidaya timun gherkin sama seperti budidaya timun jepang. Yang berbeda hanya jarak tanam optimal, panen, dan ukuran buah yang dipanen. Penanaman timun gherkin berjarak tanam optimal 60 x 50 cm. Timun ini dapat dipanen sekitar 42 hari dengan ukuran buah sekitar 6-9 cm atau tergantung permintaan pembeli.
 Pemilihan Benih dan Persemaian
Benih timun jepang dan timun gherkin masih diimpor dari negeri asalnya. Sebelum benih ditanam, sebaiknya media persemaian dipersiapkan terlebih dahulu. Media persemaian itu berupa campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 7:3. Sebagai tempat media persemaian dapat digunakan polybag atau kantung plastik transparan. Sebelum digunakan, media semai diaktifkan dulu dengan larutan BiotaMax (1/2 tablet untuk 1.000 polybag. 
Meskipun benih dapat langsung ditanam, namun untuk mengurangi kegagalan, sebaiknya benih mendapat perlakuan sebagai berikut :
1. Benih direndam selama 15 menit. Benih yang mengapung sebaiknya dibuang.
2. Benih yang tetap tenggelam direndam kembali selama 24 jam.
3. Selanjutnya benih dipindahkan ke lipatan handuk basah selama 12 jam hingga bakal akarnya keluar.
4. Setelah bakal akarnya keluar, benih dapat langsung ditanam di tempat yang telah disiapkan. Pada musim hujan, persemaian harus diberi atap plastik transparan. Jika timun disemaikan saat musim kemarau, bedengan bisa dibuat di tempat terbuka. Benih ditanam sedalam 1 cm, 2 benih perlubang tanam. Benih ditutup dengan abu jerami pada musim kemarau dan pada musim hujan dengan abu ditambah pupuk kandang. Namun, pada beberapa hari pertama, bedengan harus ditutup dengan daun-daun kering. Usahakan sinar matahari bisa masuk lebih kurang 35 %. 
5. Tanah persemaian disiram setiap 1-2 hari sekali. Apabila daun keping terbuka, bibit disemprot dengan larutan BiotaMax 2 hari sekali (untuk preventif serangan fungi). Setiap menyiram larutkan 1/4 tablet BiotaMax untuk 1.000 polybag . 

Penanaman
Penanaman bibit dapat dilakukan jika bibit telah berumur 10-14 hari atau setelah memiliki dua daun. Penanaman ini tergantung pada ketinggian tempat. Penanaman dilakukan lebih cepat 2-4 hari dari setiap penurunan 200 m dpl. Bibit  setelah ditanam disiram larutan BiotaMax ( 6 Tablet per Hektar) di sekitar perakaran.
Pemeliharaan
1. Penyiraman hanya dilakukan apabila air tanah dan air hujan kurang. Pada minggu pertama, tanaman disiram setiap 1-2 hari sekali. Dan, pada minggu berikutnya, disiram setiap 4-6 hari sekali.
2. Pemupukan susulan berupa Urea dan NPK diberikan selang antara 7-14 hari sekali. Pemberiannya dilakukan dengan cara ditugal sejauh kurang lebih 7 cm dari tanaman. Banyaknya pupuk susulan seperti terlihat pada Tabel.(dosis bisa dikurangi sampai  40%, tergantung kondisi tanaman). Penyulaman dilakukan secepatnya agar pertumbuhan tanaman seragam.

semai_timun 3. Untuk mengatur kelembapan dan menekan pertumbuhan gulma, tanaman diberi mulsa berupa potongan rumput atau jerami kering.
4. Selanjutnya setiap tanaman diberi sebuah lanjaran dan setiap lanjaran dihubungkan dengan belahan bambu yang lebih kecil. Lanjaran dapat pula diganti dengan jaring yang pemasangannya lebih mudah.
5. Tanaman yang telah bercabang, berbunga, dan berbuah perlu dipangkas. Cabang pada daun pertama sampai kelima atau ketujuh dibuang. Cabang-cabang yang tumbuh kemudian dibuang setelah 2-3 cabangnya keluar, demikian pula dengan ranting.
6. Setelah ketinggiannya mencapai 150 cm, pucuk batang utama dipotong sehingga diharapkan pada ketinggian 180 cm pertumbuhan meninggi sudah terhenti. Tanaman yang pertumbuhan daunnya terlalu lebat dapat dijarangkan.
7. eminggu setelah penanaman, dilakukan penyemprotan pestisida organik untuk mencegah serangan hama clan penyakit. Pada awal penyemprotan, dosisnya setengah dari yang dianjurkan. Penyemprotan dilakukan seminggu sekali. Jika turun hujan, penyemprotan diulang kembali.
Hama dan Penyakit
Hama dan penyakit pada timun sebenarnya tidak terlalu banyak. Pemberantasan hama dan penyakit segera dilakukan setelah terlihat tanda-tanda serangan. Cara pemberantasannya antara lain dengan cara mekanis (eradiksi/pemotongan daun) maupun dengan cara  penyemprotan pestisida organik (cara pembuatan dapat dilihat pada artikel di blog ini). Perlakuan terbaik adalah dengan jalan pencegahan (preventif).
HAMA THRIPS Nimfa dan imago thrips dari ordo Thysamoptera sama-sama merusak tanaman, yaitu meraut dan mengisap cairan sel. Tanda kerusakan awal adalah apabila daun dihadapkan pada sinar matahari akan terlihat bintik berwarna putih sebesar tubuh hama itu sendiri. Selanjutnya bintik ini meluas dan akhirnya daun menguning dan mengering. Pengendalian serangan hama ini dilakukan dengan cara mekanis, yaitu membunuh binatangnya bila terlihat pada batang tanaman. Cara lainnya adalah dengan jalan penyemprotan insektisida organik pada tanaman.
JANGKRIK Jangkrik dari ordo Ortoptera menyerang tanaman timun gherkin muda di lapang. Jangkrik ini memotong batang tanaman kemudian potongannya ditinggalkan di tempat atau dibawa ke sarangnya. Pengendaliannya sama dengan pengendalian pada thrips. PENYAKIT DOWNY MILDEW Serangan penyakit Downy mildew (Pseudomonas cubensis Berk dan Curt) diawali dengan adanya bintik hitam pada permukaan daun yang kemudian berubah menjadi kuning. Selanjutnya bintik ini meluas menjadi bercak kotak-kotak berwarna kuning atau cokelat mengikuti besarnya jala (tulang daun) yang menghubungkan cabang-cabang pada tulan daun. Tanda yang lain adalah terdapatnya jamur berwarna hitam pada bagian bawah daun. Pengendalian dan pemberantasan penyakit ini dilakukan dengan penyemprotan pestisida organik.
POWDERY MILDEW Awal serangan penyakit ini ditandai dengan terdapatnya serbuk halus berwarna putih pada permukaan atas dan bawah daun. Selanjutnya spora jamur ini akan meluas merata pada helaian daun sehingga menyebabkan daun menguning, menebal, kaku, dan melipat ke atas. Pengendalian dan pemberantasannya sama seperti pada penyakit Downy mildew.
Panen dan Pasca Panen
1. Timun gherkin dapat dipanen setelah tanaman berumur 38 – 40 hari sejak tanam. Buah yang dipanen berukuran panjang sekitar 18 – 20 cm dengan berat antara 80- 120 g.
2. Buah yang berbentuk lurus berdiameter 1,5 – 2,5 cm dengan berat 20 g adalah buah kualitas super.
3. Saat panen yang baik adalah pagi hari antara pukul 06.00-10.00 dan sore hari antara pukul 15.00-17.00.

2 komentar:

  1. Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik (Pupuk Kimia)

    Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia mungkin telah banyak diungkapkan dalam banyak tulisan. Pupuk organik lebih mudah diserap tanaman, lebih ramah lingkungan, pupuk organik tidak membahayakan kesehatan, dan lain sebagainya. Mengapa dan benarkah demikian ?

    Faktanya, tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia. Tanaman menyerap unsur hara (N, P, K, dan sebagainya) melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia. Jadi yang diserap tanaman pada akhirnya tetap saja berupa ion-ion anorganik / kimia.

    Konsentrasi kandungan unsur hara pupuk organik jauh di bawah kandungan pupuk kimia. Sekian ton pupuk organik berbanding sekian puluh gram pupuk kimia, untuk ukuran kandungan hara yang sama. Kelebihan sifat pupuk organik ini (meski lebih tepat bila dikatakan kekurangan), diisukan sebagai ramah lingkungan. Pernyataan tersebut baru benar bila penggunaan pupuk kimia tidak sesuai dosis dan berlebihan. Sesuatu yang wajar kiranya, apapun yang berlebihan tentu tidak baik untuk hal apapun.

    Lalu adakah kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia ? Pupuk organik mempunyai keunggulan dalam hal MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN BIOLOGI TANAH, sesuatu yang tidak dapat dicapai pupuk kimia. Namun dengan catatan, hanya pada pupuk organik yang masih bersifat padat, berupa kompos atau pupuk kandang asli. Pupuk organik dalam bentuk cair, ekstrak, pupuk daun, dan pelet, tidak akan mempunyai kemampuan memperbaiki struktur tanah. Tapi bagaimana dengan tanaman dalam pot ? Di tengah trend pemakaian media yang bersifat soilless, tentunya kelebihan sifat tersebut di atas menjadi tidak berarti lagi. Mengapa dipilih soilless media ? Mungkin akan kita diskusikan lain kali.

    Kapan sebaiknya menggunakan pupuk organik atau pupuk kimia ? Sepanjang kita bermaksud memberi nutrisi ke tanaman, pakailah pupuk kimia. Mengapa demikian ? Disamping jauh lebih murah, lebih cepat diserap tanaman, juga lebih terkontrol. Di belahan dunia manapun, yang namanya pupuk urea pasti akan sama, mengandung nitogen (dalam bentuk amonium) sebesar 46 %. Sementara untuk pupuk organik, tergantung bahannya dari apa, jenis ternak dan apa yang dimakan ternak penghasil pupuk kandang, dan lain-lain. Lebih sulit diprediksi. Namun bila tujuan utama adalah memperbaiki struktur tanah, pakailah kompos, atau pupuk kandang asli. Jangan terpengaruh dengan iklan pupuk organik dalam bentuk cair, pupuk daun, atau pupuk kandang pelet. Pupuk-pupuk ini setali tiga uang dengan pupuk kimia, namun jauh lebih mahal. Lebih banyak isunya.

    Bila di pasar dijumpai pupuk organik dengan kandungan unsur N,P, dan K masing-masing lebih dari 4 %, yakinlah bahwa pupuk tersebut telah diperkaya dengan pupuk kimia.
    Intinya TIDAK ADA yang namana PUPUK AJAIB... USAHA TANI tetap mengacu pada PANCA USAHA TANI jadi harus holistik tidak bisa hanya sepotong-sepotong.. apalagi pake MAGIC..

    BalasHapus
  2. Pupuk Organik dan Pupuk Anorganik (Pupuk Kimia)

    Kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia mungkin telah banyak diungkapkan dalam banyak tulisan. Pupuk organik lebih mudah diserap tanaman, lebih ramah lingkungan, pupuk organik tidak membahayakan kesehatan, dan lain sebagainya. Mengapa dan benarkah demikian ?

    Faktanya, tanaman tidak dapat membedakan dan tidak bisa memilih unsur hara yang diserap berasal dari pupuk organik atau pupuk kimia. Tanaman menyerap unsur hara (N, P, K, dan sebagainya) melalui mekanisme pertukaran ion, dan dalam bentuk ion-ion anorganik. Agar dapat diserap tanaman, pupuk organik harus melalui serangkaian proses perombakan oleh mikroba dalam tanah menjadi ion-ion anorganik/kimia. Jadi yang diserap tanaman pada akhirnya tetap saja berupa ion-ion anorganik / kimia.

    Konsentrasi kandungan unsur hara pupuk organik jauh di bawah kandungan pupuk kimia. Sekian ton pupuk organik berbanding sekian puluh gram pupuk kimia, untuk ukuran kandungan hara yang sama. Kelebihan sifat pupuk organik ini (meski lebih tepat bila dikatakan kekurangan), diisukan sebagai ramah lingkungan. Pernyataan tersebut baru benar bila penggunaan pupuk kimia tidak sesuai dosis dan berlebihan. Sesuatu yang wajar kiranya, apapun yang berlebihan tentu tidak baik untuk hal apapun.

    Lalu adakah kelebihan pupuk organik dibanding pupuk kimia ? Pupuk organik mempunyai keunggulan dalam hal MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN BIOLOGI TANAH, sesuatu yang tidak dapat dicapai pupuk kimia. Namun dengan catatan, hanya pada pupuk organik yang masih bersifat padat, berupa kompos atau pupuk kandang asli. Pupuk organik dalam bentuk cair, ekstrak, pupuk daun, dan pelet, tidak akan mempunyai kemampuan memperbaiki struktur tanah. Tapi bagaimana dengan tanaman dalam pot ? Di tengah trend pemakaian media yang bersifat soilless, tentunya kelebihan sifat tersebut di atas menjadi tidak berarti lagi. Mengapa dipilih soilless media ? Mungkin akan kita diskusikan lain kali.

    Kapan sebaiknya menggunakan pupuk organik atau pupuk kimia ? Sepanjang kita bermaksud memberi nutrisi ke tanaman, pakailah pupuk kimia. Mengapa demikian ? Disamping jauh lebih murah, lebih cepat diserap tanaman, juga lebih terkontrol. Di belahan dunia manapun, yang namanya pupuk urea pasti akan sama, mengandung nitogen (dalam bentuk amonium) sebesar 46 %. Sementara untuk pupuk organik, tergantung bahannya dari apa, jenis ternak dan apa yang dimakan ternak penghasil pupuk kandang, dan lain-lain. Lebih sulit diprediksi. Namun bila tujuan utama adalah memperbaiki struktur tanah, pakailah kompos, atau pupuk kandang asli. Jangan terpengaruh dengan iklan pupuk organik dalam bentuk cair, pupuk daun, atau pupuk kandang pelet. Pupuk-pupuk ini setali tiga uang dengan pupuk kimia, namun jauh lebih mahal. Lebih banyak isunya.

    Bila di pasar dijumpai pupuk organik dengan kandungan unsur N,P, dan K masing-masing lebih dari 4 %, yakinlah bahwa pupuk tersebut telah diperkaya dengan pupuk kimia.
    Intinya TIDAK ADA yang namana PUPUK AJAIB... USAHA TANI tetap mengacu pada PANCA USAHA TANI jadi harus holistik tidak bisa hanya sepotong-sepotong.. apalagi pake MAGIC..

    BalasHapus